Wednesday, August 5, 2015

Curug Cibereum



Dari sebelum bulan Ramadhan saya kepengen banget liat yang “ïjo-ijo”, tiba-tiba inget salah satu curug yang pernah jadi wacana untuk kesana. Curug ini terletak di kawasan Taman Nasional Gede Pangrango (TNGP) Cibodas, tepatnya di Desa Sindang Laya, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat. Yup Curug Cibereum!
Peta Curug Cibereum
Di kawasan TNGP ini ada 3 curug yaitu Cibeureum sebagi curug utama yang debit airnya deras, Cidendeng dan Cikundul yang memiliki debit air lebih kecil. Ketinggian rata-rata ketiga curug tersebut sekitar 40-50 m dan berada di ketinggian 1675 mdpl.
Cibereum berasal dari Bahasa sunda, ci artinya air dan beureum artinya merah. Konon dulu air yang dialirkannya berwarna merah karena berasal dari dinding tebing curug yang ditumbuhi lumut merah (Sphagnum gedeanum).
Setelah mengumpulkan informasi dan dapet pengumuman libur Lebaran dari kantor, akhirnya tanggal 23 Juli 2015 kami berkesempatan mengunjungi Curug Cibereum.
Kami berangkat dari Terminal Kampung Rambutan ± pukul 8 pagi menggunakan Bus Karunia Bakti jurusan Kampung Rambutan – Garut via Puncak, Cianjur. Ada beberapa bus yang bisa jadi alternatif menuju Cibodas, yaitu bus Doa Ibu dan Marita. Pastikan kamu naik yang trayek via Puncak, Cianjur jangan via Cipularang ya. Tarif bus sampai Cibodas adalah Rp. 25.000. Setelah turun dari pertigaan Cibodas (kalo bingung cari aja RM Rindu Alam II, letaknya gak jauh dari sana kok) dilanjutkan dengan naik angkot berwarna kuning menuju terminal Cibodas dengan tarif Rp. 5.000 nanti minta turunkan di Taman Nasional Gede Pangrango ya.
Gerbang Masuk TNGP
Pukul 11.30 kami mulai trekking dengan terlebih dahulu membayar tiket masuk sebesar Rp. 16.000 untuk weekday.
HTM
Menurut papan petunjuk Cibereum berjarak 2,8 km atau ditempuh dalam waktu 1 jam. Mari kita mulai trekking hore-horenya!
Jalur menuju Cibereum bisa dibilang cukup bersahabat untuk anak-anak maupun orang tua karena jalan yang dilewati sudah ditata dengan batu-batu sedemikian rupa, baik berupa jalan setapak maupun anak tangga. Akan tetapi tetap perlu diperhatikan untuk menggunakan alas kaki yang sesuai fungsinya. Saran saya pakailah minimal sandal gunung atau sandal yang nyaman untuk trekking kalo gak mau kakinya sakit atau “nyeker” hihi.
Jalan Bebatuan
Setelah berjalan beberapa saat, kita akan menjumpai Pos I dengan view Telaga Biru.
Telaga Biru
Pos I
Setelah melewati jalan bebatuan, selanjutnya kita akan melewati jembatan kayu atau lebih dikenal dengan Rawa Gayonggong. Rawa ini terbentuk dari bekas kawah mati yang kemudian menampung aliran air, sedimentasi lumpur yang terdapat pada rawa merupakan tempat tumbuhnya berbagai jenis rumput-rumputan yang didominasi oleh rumput Gayonggong. Kawasan Rawa Gayonggong juga merupakan daerah jelajah macan tutul.
Papan Informasi Rawa Gayonggong
Jembatan Kayu di Rawa Gayonggong
Jalan terus hingga sampai pada pertigaan Panyangcangan yang merupakan jalur pemisah menuju ke curug atau menuju pendakian ke puncak gunung.
Pertigaan Panyangcangan
Ikuti petunjuk yang menuju Air Terjun Cibereum, dari pertigaan ini kita hanya perlu berjalan sejauh 300 m lagi untuk sampai ke lokasi.
Dannnn akhirnya setelah berjalan selama 1 jam lebih, sampai juga di lokasi curug. Ketika saya kesana kondisi curug sangat ramai, mungkin efek dari libur Lebaran ya.
 
Curug Cibereum
Di sebelah kanan Curug Cibeureum terdapat Curug Cidendeng yang ukurannya lebih tinggi dan langsing. Sedangkan yang paling kanan adalah Curug Cikundul, letaknya sangat tinggi dan agak tersembunyi.
Curug Cidendeng
Udara di kawasan curug sejuk banget, view-nya juga indah. Pokoknya perjuangan menuju curug terbayar lunas deh! Setelah puas menikmati keindahan di curug, kami memutuskan untuk segera pulang mengingat hari sudah sore. Perjalanan pulang  ditempuh kurang dari 1 jam.
Sebelum pulang kami makan siang di warung makan sekitar parkiran Cibodas. Di warung makan ini juga menyediakan barak untuk menginap atau sekedar beristirahat.
Pukul 4.30 sore kami pulang dengan kembali menaiki angkot berwarna kuning menuju pertigaan Cibodas, dilanjutkan dengan angkot berwarna biru menuju terminal Baranangsiang. Tetapi kami hanya naik sampai Ciawi dengan membayar tarif Rp. 20.000, sebelum naik angkot jangan lupa untuk menanyakan tarifnya ya. Dari Ciawi dilanjutkan dengan naik APTB jurusan Bogor (Ciawi) – Grogol dengan tarif Rp. 16.000.
Sedikit mengingatkan teman-teman, untuk menjaga kelestarian alam Indonesia tolong jangan pernah merusak, coret-coret atau membuang sampah sembarangan yaaa.

Semoga informasi ini bermanfaat. Jangan di rumah aja, Indonesia indah kok :)

Salam.


No comments:

Post a Comment