Tuesday, January 12, 2016

Kuliner Tempo Dulu di Braga, Bandung

Hampir setiap kota di Indonesia punya daerah heritage bernuansa kolonial Belanda, kali ini saya berkesempatan mengunjungi Jalan Braga, Bandung. Di kiri kanan Jalan Braga diisi oleh pertokoan yang bertemakan masa Hindia Belanda. Diantara pertokoan terselip beberapa tempat makan yang telah ada sejak zaman Belanda.

BRAGA PERMAI
Restoran yang dulunya bernama Maison Bogarijen sudah ada sejak 1921 dan terletak di Jalan Braga no. 85. Braga Permai menyajikan berbagai makanan mulai dari kue, es krim, roti sampai makanan utama.


Begitu masuk ke resto, kamu akan langsung merasakan arsitektur vintage nan simple ala Belanda kuno. Di setiap meja sudah terdapat piring dan gelas. Begitu kamu duduk, pelayan akan sigap memberikan menu dan mengisi gelas dengan air putih (dan akan terus di refill tanpa perlu kamu minta).

 
 
  

Setelah membolak balik menu (saking bingungnya mau pesan apa karena menunya banyak banget) akhirnya kami pesan fettucine carbonara, lasagna, sup, pizza, kopi tubruk, creme brulee, choco lava cake dan truffle lava cake.


Selain air putih yang di refill terus dan free of charge alias gratis, kamu juga akan disuguhkan dengan complimentary snack yang berisi biskuit panjang dan roti baguette.


Makanan datang sekitar 10 menit kemudian, menu yang saya pesan adalah fettuccine carbonara and it was huge! Porsinya gede banget. Rasanya enak, creamy tapi gak eneg trus ada potongan smoked beef dan mushroom-nya. Pasta dimasak al dente, walaupun ada beberapa bagian yang masih agak keras tapi buat saya it's not a big deal. Overall suka banget sama fettuccine carbonara nya, wajib dicoba.


Lasagna-nya juga enak, tebel-empuk-hangat. Kombinasi beef, bechamel sauce dan cheddar cheese-nya lumeeeerrrr di mulut.


Untuk pizza, saya lupa pesan yang mana. Pizza tipis disajikan dengan tomato sauce, mushroom, mozzarella dan di tengahnya diberi telur kemudian dipanggang. Buat saya sih so so rasanya, tapi bukan berarti gak enak loh yaa.


Nah kalo sup nya saya malah gak tau namanya apa, hehe. Tapi kata teman saya, ini sup kacang hijau. Setelah saya browsing sepertinya yang dimaksud adalah Erwtensoep atau Sup Ercis atau Sup Kacang Polong. Krim sup disajikan hangat dengan potongan sosis dan roti. Enak.


Dessert-nya kami pesan creme brulee, choco lava cake dan truffle lava cake.
Disajikan di gelas tinggi (fyi, kebanyakan creme brulee disajikan dengan wadah cetakan mangkuk kecil) dan diberi taburan gula aren yang dibakar plus potongan biskuit. Cream nya enak, lembut dan tidak terlalu manis.


Untuk choco lava cake dan truffle lava cake, kedua menu ini agak mirip yaitu cake yang di dalamnya diisi dengan melted chocolate hangat dan disajikan dengan vanilla ice cream & whipped cream. Perbedaannya terdapat di jenis cake-nya, choco lava adalah cake empuk sedangkan truffle lava memiliki permukaan cake yang lebih kering atau garing namun tetap lembut di dalamnya. Dengan cake yang manis hangat, es krim nya dibuat tidak terlalu manis tapi jika dimakan bersamaan akan terasa passss. 

Kiri choco lava, kanan truffle lava

Dengan menu yang super bervariasi, rasa yang enak dan yang paling penting harganya cukup terjangkau, Braga Permai wajib kamu kunjungi.


Selain Braga Permai, ada beberapa tempat lain di sekitar Jalan Braga yang juga bertemakan tempo dulu.

RASA BAKERY & CAKE
Cafe yang dulunya bernama Hazes Shop & Cafe ini sudah ada sejak tahun 1936. Terletak di Jalan Tamblong No. 15, Braga, Bandung memiliki bangunan yang bergaya vintage. Dan speciality mereka adalah homemade ice cream yang sudah dibuat secara turun temurun serta terjaga kualitasnya.
 
 

Kami memesan Coconut Royale dan Mount Blanc. Overall es krimnya lembut dan tidak terlalu manis. Untuk Coconut Royale disajikan di dalam batok kelapa dengan 3 scoop ice cream dan wafer sedangkan Mount Blanc disajikan di dalam gelas yang berisikan mocha ice cream dengan whipped cream dan saus coklat.

Kiri mount blanc, kanan cocnut royale

To be honest, ekspektasi saya terlalu tinggi untuk Rasa Bakery & Cake ini. Menurut saya es krim nya so so dengan harga yang agak mahal dan porsi tidak terlalu besar.

TOKO KOPI AROMA
Ini bukan coffee shop atau cafe  ya, tapi pabrik kopi. Iya pabrik kopi. Berada di Jalan Banceuy Nomor 51 Bandung, toko kopi sekaligus pabrik ini sudah ada sejak 1930. Pemiliknya adalah Bapak Tan Houw Sian dan sekarang sudah diambil alih oleh anaknya, yaitu Widyapratama.
Kopi Aroma bukan sekedar terkenal karena sudah berdiri sejak lama, akan tetapi rasa dari kopi itu sendiri. 

Kopi Aroma menjual 2 jenis kopi, yaitu Moka Arabika & Robusta. Biji kopi di datangkan dari berbagai daerah di Indonesia. Diolah dengan cara tradisional. Biji kopi dijemur di atas sinar matahari dan kemudian disimpan di dalam karung goni selama 8 tahun untuk arabika dan 5 tahun untuk robusta, baru kemudian dibakar dengan roaster machine asal Jerman yang sudah digunakan sejak 1936. Hal ini dilakukan untuk mengurangi tingkat keasaman dan kafein dari biji kopi tersebut.

Kalau kamu beruntung, coba saja meminta untuk melihat-lihat ke dalam pabrik. Sang pemilik akan senang hati memberikan mini tour.


Toko Kopi Aroma selalu antri pembeli, jadi jangan sampai kamu datang terlalu sore. Saya datang pukul 14.40an dan antrian lumayan panjang. Ketika sampai giliran saya, kopi yang saya beli adalah stok terakhir hari itu, how lucky i am!

antrian

Harga arabika dijual Rp 20.000 / 250gram ; robusta Rp 15.000 / 250gram dan campuran (robusta-arabika) Rp. 17.500 / 250gram.

 
bungkusnya menggunakan ejaan jadul & bahasa belanda

Sekian cerita saya dari Bandung. Jangan lupa untuk mampir yaa ;)

Salam