Tuesday, September 1, 2015

The Amazing Krakatoa

Krakatoa atau dalam Bahasa Indonesia disebut Krakatau, merupakan kepulauan vulkanik aktif yang berada di Selat Sunda antara pulau Jawa dan Sumatra, atau lebih tepatnya provinsi Lampung.
Krakatau memiliki sejarah panjang hingga membentuk kepulauan cantik yang seperti kita lihat sekarang ini.
Menurut para ahli, dahulu kala terdapat sebuah gunung api besar yang disebut Krakatau Besar dengan bentuk seperti kerucut. Kemudian terjadi letusan hebat yang menghancurkan dan menenggelamkan lebih dari 2/3 Krakatau Besar, menyisakan 3 pulau kecil yaitu Pulau Rakata, Panjang dan Sertung. Seiring berjalannya waktu, pertumbuhan lava yang terjadi di dalam kaldera (kawah besar) Rakata membentuk dua pulau vulkanik baru, yaitu Danan dan Perbuwatan.
Pada hari Senin, 27 Agustus 1883 tepat jam 10.20 terjadi ledakan besar dan menghancurkan ± 60% tubuh Krakatau di bagian tengah dan menyisakan 3 pulau kecil, yaitu Pulau Rakata, Sertung dan Panjang. Pada periode 1927-1929, muncul sebuah dinding kawah ke permukaan laut sebagai hasil erupsi. Pertumbuhan ini terus berlangsung sampai saat ini dan membentuk gunung api yang dikenal dengan Anak Krakatau. Ketinggian Gunung Anak Krakatau saat ini mencapai ± 230 meter di atas permukaan laut. 
Sejarah terbentuknya Krakatau
Nah udah cukup jelas kan cerita asal muasal Krakataunya? Sekarang saya mau cerita tentang trip saya ke Krakatau. Siap-siap ngiler yaaaaaaaaaa…
Untuk trip kali ini saya dan teman-teman memutuskan menggunakan jasa open trip. Kalau untuk trip yang pakai sewa perahu dan nyebrang pulau, saya memang prefer mengikuti open trip. Mahal? Ya jelas lebih mahal dibanding backpackingan sendiri, tapi kami pilih dari segi kepraktisannya saja. Saran dari saya, kalau mau pilih agent trip pilih yang benar-benar professional ya. Pastinya kamu gak mau mood jalan-jalan kamu rusak karena agent yang kurang pro kan. Ada harga ada kualitas tentunya, hihi. Kami memilih Kili-Kili Adventure sebagai agent trip ke Krakatau dengan harga Rp. 499.000/pax.
Jumat (31 Juli 2015) malam pulang dari kantor saya langsung menuju ke meeting point Slipi Jaya. Pukul 20.30 dari Slipi, kami naik bus tujuan ke Merak. Dari Slipi – Merak dikenakan tarif Rp. 25.000 dengan lama perjalanan ± 4 jam.
Dari Jakarta, bus ke merak kebanyakan mulai berangkat dari Stasiun Kampung Rambutan dan Tanjung Priok. Busnya ada Primajasa, Arimbi, Armada Jaya Perkasa, Laju Prima, dll.
Singkatnya, setelah sampai di Pelabuhan Merak kami menyebrang ke Pelabuhan Bakauheuni pukul 01.00, selama penyebrangan sangat disarankan untuk recharge energy alias tidur hehe. Dari Pelabuhan Bakauheuni dilanjutkan dengan naik angkot sewaan ke Dermaga Canti. 
Tiket Merak-Bakauheuni
Kapal ferry menuju Bakauheuni
Suasana di dalam ferry
Angkot

Dermaga Canti
Sampai di Dermaga Canti (1 Agustus 2015) pukul 05.30, setelah shalat subuh dan sarapan, kami langsung ganti baju untuk snorkeling. Saya memilih menu sarapan nasi uduk dengan harga Rp. 8.000 per porsi. Duduk di pinggir dermaga sambil menikmati sarapan dan ngobrol dengan teman, indah sekali.
Selesai siap-siap, pukul 07.00 kami naik kapal untuk menuju ke lokasi pertama yaitu Pulau Sebuku Kecil.
Dermaga Canti

Pulau Sebuku Kecil
Dari Dermaga Canti memerlukan ± 1 jam perjalanan untuk sampai ke Pulau Sebuku Kecil. Kegiatan kami disini adalah pembagian alat snorkeling sekalian pemanasan dan foto-foto. Untuk sewa 1 set alat snorkeling, yang terdiri dari goggles, masker dan fin dikenakan biaya sewa Rp. 75.000 untuk 2 hari. 

Pembagian alat snorkeling
 

Pulau Sebuku Besar
Tujuan selanjutnya adalah Pulau Sebuku Besar yang letaknya tidak jauh dengan Sebuku Kecil. Ini adalah spot snorkeling pertama. Dengan kedalaman ± 6 meter kita akan disajikan pemandangan bawah laut berupa terumbu karang dan beberapa jenis ikan kecil.
Setelah ± 1 jam menikmati snorkeling di Sebuku Besar, tujuan selanjutnya adalah Pulau Sebesi.

 
 

Pulau Sebesi
Pulau Sebesi merupakan spot snorkeling kedua kami. Pemandangan di dalam laut Pulau Sebesi menurut saya lebih cantik dari Pulau Sebuku Besar. Terumbu karang dan ikan-ikannya lebih bervariasi. Kedalaman lautnya juga lebih dangkal dibanding dengan Sebuku Besar. Selesai snorkeling kami menuju ke homestay yang letaknya juga di Pulau Sebesi. Kami tiba di homestay sekitar pukul 12.00.
Pulau Sebesi berada di wilayah Desa Tejang, Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan. Pulau Sebesi berada di sebelah selatan dari Pulau Sebuku dan sebelah Timur Laut Gugusan Krakatau.
Kehidupan masyarakat di Pulau Sebesi menurut saya sudah cukup baik, dari segi infrastruktur, perekonomian maupun fasilitas pendidikan. Listrik di Pulau Sibesi baru menyala pada pukul 18.00 – 06.00, hal ini disebabkan oleh akses Pulau Sebesi yang tak dapat dijangkau oleh sambungan listrik dari darat sehingga harus menggunakan generator listrik berupa PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel).
Selesai mandi dan makan siang, kami memutuskan untuk istirahat sebentar karena agenda selanjutnya baru akan dilanjutkan pukul 16.00. 
 
 
 
Pengen foto underwater tapi gak bisa renang >_<
Homestay
  

Pulau Umang-Umang
Sekitar pukul 16.30 kami menuju Pulau Umang-Umang yang letaknya tidak jauh dari Pulau Sebesi, perjalanan memakan waktu sekitar 15 menit. Jangan salah membedakan ya antara Pulau Umang dan Umang-umang hihi. Walaupun namanya mirip tapi lokasi dan keadaan pulaunya jauh berbeda. Pulau Umang-umang merupakan pulau kecil tanpa penghuni yang menjadi tujuan para traveller untuk melihat sunset.
Setelah puas foto-foto dan melihat sunset, kami kembali ke homestay untuk makan malam dan istirahat.
 
 

Gunung Anak Krakatau
Pukul 03.00 (2 Agustus 2015 ) kami bangun dan siap-siap untuk menuju Cagar Alam Krakatau. Kegiatan kami selanjutnya adalah trekking santai ke Gunung Anak Krakatau.
Perjalanan menuju Cagar Alam Krakatau memakan waktu ± 2 jam. Dengan jarak tempuh yang lama dan ombak yang tinggi, saya sangat menyarankan sebelumnya minum tolak angin atau antimo dan tidur selama perjalanan. Sekitar pukul 06.00 kami sampai di lokasi, sayangnya matahari sudah sampai atas jadi kami tidak sempat melihat sunrise.
Sebelum mulai trekking, kami dipersilahkan untuk shalat subuh dan yang tidak kalah penting adalah mengurus simaksi. Setelah diberikan pengarahan dan himbauan agar tidak membuang sampah di atas, kami segera memulai trekking dengan ditemani oleh seorang ranger.
Untuk mencapai puncak punggung Gunung Anak Krakatau ada 3 jalur yang bisa dilewati, yaitu utara, tengah dan selatan. Sekitar 30 menit trekking melewati jalur tengah, akhirnya kami sampai di puncak punggung Gunung Anak Krakatau. Dari sini kamu bisa melihat Pulau Rakata, Panjang dan Sertung. Setelah puas menikmati pemandangan, kami turun dan sarapan nasi bungkus.
Jalur naik via tengah
 
 
Jalur turun, entah ini utara atau selatan hehe

Lagoon Cabe
Tidak jauh dari Gunung Anak Krakatau, kami menuju spot snorkeling ketiga yaitu Lagoon Cabe. Diantara ketiga spot snorkeling, Lagoon Cabe adalah yang paling dangkal dengan kedalaman ± 2-3 meter. Tapiiiiiiii, pemandangan lautnya juga paling bagus. Terumbu karangnya warna-warni cantik sekali, banyak dan besar-besar. Disini juga banyak ikan-ikannya.
Setelah puas snorkeling, kami melanjutkan perjalanan kembali ke Pulau Sebesi untuk makan siang dan siap-siap pulang.

Ombak tinggi di dekat Gunung Anak Krakatau
Menuju Lagoon Cabe
 
 
 
 
 
 

Sebelum kembali ke Dermaga Canti, kegiatan terakhir kami adalah #1Traveler1Book, yaitu sebuah kegiatan sederhana tapi sangat bermanfaat untuk adik-adik di pulau ini. Cukup dengan membawa minimal 1 (satu) buah buku, kemudian bagikan kepada anak-anak usia sekolah (5-15 tahun). Senang sekali melihat reaksi adik-adik ini ketika menerima buku kami.
 

Pukul 13.00 setelah mengembalikan alat snorkeling kami naik kapal untuk menuju Dermaga Canti. Lama perjalanan ± 1,5 jam dan dilanjutkan dengan naik angkot sewaan untuk menuju Pelabuhan Bakauheuni. Pukul 21.00 kami tiba di Pelabuhan Merak, setelah berpamitan dengan peserta lain kami kembali ke rumah masing-masing. Dari Pelabuhan Merak, saya naik bus Arimbi sampai ke Slipi dengan tarif Rp. 25.000.
Lokasi beli oleh-oleh

Yang sebaiknya perlu kamu bawa :
  1. Pakaian Ganti 
  2. Peralatan Mandi  
  3. Payung/jas hujan
  4.  P3K (antangin, antimo wajib dibawa)
  5.  Kacamata Hitam
  6.  Dry Bag / Plastik
  7.  Makanan ringan & air minum 
  8. Camera DSLR / Pocket / Hp  
  9. Powerbank
  10. Alat Snorkeling / kacamata renang (bisa sewa)
  11. Sandal trekking
I highly recommend you to use tracking sandal. Sangat tidak dianjurkan trekking pakai sandal jepit atau flat shoes karena material di Gunung Anak Krakatau berupa pasir vulkanik yang cukup panas dan licin.

Sekian info Krakatau dari saya, semoga bermanfaat. See you on my next trip :D

Salam

No comments:

Post a Comment